15 Januari 2009

Stroke Hapuskan Keceriaan Ibuku

Agustus 2008 lalu ibuku terserang stroke. Beliau gak bs menggerakkan kakinya stelah jalan2 pagi. Keluarga mengira asam urat ibu kambuh. Tapi sampai malam keadaan ibu semakin lemah, bliau demam. Keesokan paginya beliau sulit tuk berbicara. Keluarga langsung tanggap bahwa itu adalah gejala stroke.
Ibu segera dilarikan ke UGD RS PANTI NIRMALA,MALANG. Dugaan keluarga benar adanya. Ada penyumbatan pembuluh darah di otak kanan ibuku. Ibu dirawat di unit khusus stroke hampir dua minggu. Aku pulang ke Malang di hari ke dua ibu di RS. Berat rasanya melihat ibu dg selang oksigen,selang saluran makanan di hidung dan juga infus. Ibu sulit bicara. Nafasnya berat jika tlalu byk bicara. Yang membuat lebih berat lagi adalah ibu seruangan dg pasien stroke lainnya yg sampe gak sadar diri. Slama sminggu aku nunggu ibu di RS, aku udah dua kali melihat pasien meninggal.
Aku hnya bisa berdo'a untuk kesembuhan ibu.
Waktu itu, akhir minggu pertama keadaan ibu mulai membaik, tp entah knapa tiba2 keadaan ibu down. Ampe dokter memutuskan ibu hrz pake monitor pdeteksi jantung. Aku hanya pernah melihat alat itu di sinetron. Tapi kali ini ada di depan mataku dan kabel2 itu dipasang di tubuh ibuku.
Airmata terus tertumpah. Aku ingin teruz disamping ibu. Memastikan bliau baik2 saja.
Tapi apalah daya aku haruz kembali ke bengkulu. Aku tak mgkin memperpanjang ijinku lagi.
Dua minggu ibu di RS, dan skarang stelah 5 bulan stelah serangan stroke itu, ibu masih tergolek lemah di tempat tidur. Malam ini keadaan ibu down lg,pdhl akhr taun kmrn pas aku pulang, keadaan ibu udah jauh lebih baik dbanding saat lebaran.
Aku hanya bisa berdo'a moga Allah sembuhin ibuku.