22 Januari 2009

koleksi puisiku jaman dulu (2)

rapuhku
December 25th, 2006 by mocca-qu

Kusadari ternyata aku masih rapuh

Aku belum sepenuhnya kuat tuk bisa berjalan sendiri

Bagai bayi yang baru belajar berjalan

Ibu mulai melepaskan genggaman

tak lagi membantuku belajar berjalan

Ibu ingin aku bisa berjalan sendiri

Ibu percaya aku bisa

berdiri dengan kokoh……

berjalan…….

lalu berlari……

Tapi…

Aku tak bisa….

Aku tak bisa berdiri dengan kokoh

seperti harapan ibu

Aku oleng ke kanan dan ke kiri

seiring tiupan angin yang menerpa

Tapi……

Aku tak bisa…….

Aku tak bisa berjalan sendiri

seperti apa yang ibu minta

Aku masih butuh bantuan

tuk memapah melangkahkan kakikui

Aku masih butuh bantuan

tuk menggenggam erat tanganku

Aku masih butuh bantuan

tuk menunjukkan kemana arah langkahku

Dan kini….

aku ingin temukan bantuan itu

karena ku tak bisa berdiri sendiri

karena ku tak bisa berjalan sendiri

apalagi berlari

Satu….dua…tiga…

Begitu banyak orang berlalu lalang dalam hariku

Tapi tak satu pun yang bisa membantuku seutuhnya

Tak ada satu pun orang yang bisa memapah langkahku selamanya

Tak ada satu pun orang yang bisa menggenggam erat tanganku setiap masa

Tak ada seorang pun yang bisa menunjukkan kemana arah langkahku sebenarnya

Lalu……

Kemana aku harus mencari

Kalau melangkahpun aku tak tahu arah

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Tulisan di atas adalah alasan kenapa aku selama ini selalu bingung menentukan kepada siapa aku harus meminta bantuan, kepada siapa aku harus mencurahkan segala keluh kesah, kepada siapa aku harus bersandar, kepada siapa aku harus meminta nasihat jika aku tak tahu jalan keluar atas masalah-masalah yang menerpa.

Tulisan di atas pula yang membuat aku selama ini selalu terbang seperti burung dara tak tahu arah yang hinggap dari satu dahan ke dahan lain untuk mendapatkan sahabat setia.

Aku selama ini selalu sibuk mencari seseorang yang bisa kujadikan sahabat yang setia menemaniku setiap waktu, mendengar semua cerita-ceritaku, menerima segala keluh kesahku, memberiku nasihat disaat aku kebingungan tak tahu bagaimana menyelesaikan masalah atau menentukan pilihan.

Aku sibuk mencari dan terus mencari, meski nyatanya tak satupun orang yang kutemui selama ini bisa lakukan semua itu seutuhnya untukku

Tak ada sahabat yang benar-benar setia

Tak ada sahabat yang selalu siap sedia untuk membantu saat ada masalah

Sampai suatu hari kutemukan sahabat setiaku itu

Yach………

Aku tahu sekarang siapa sahabat setiaku itu……………

Ketika laut bergemuruh, ombak menggulung, dan angin bertiup kencang, maka para awak kapal pun dengan panik berseru, “Ya Allah!”

Ketika orang yang berjalan di tengah gurun pasir tersesat, kendaraan tak tahu lagi jalan yang benar, dan kafilah sudah kebingungan menentukan arah lajunya, maka mereka menyeru, “Ya Allah!”

Ketika mushibah menimpa, bencana dan tragedi melanda, maka orang-orang pun berseru, “Ya Allah!”

Ketika pintu-pintu permohonan telah tertutup dan sekat-sekat permintaan telah dipasangkan, maka mereka pun berteriak, “Ya Allah!”

Ketika semua cara telah dicoba dan ternyata tak ada celah untuk keluar. Ketika semua jalan telah menjadi demikian sempit, semua yang dicita-citakan buntu, dan semua jalan pintas telah pupus maka mereka pun menyeru, “Ya Allah!”

Allah: Asma terbagus, tulisan terindah, ungkapan yang paling jujur, and kata yang paling berharga.

Allah: Pemilik semua kekayaan, keabadian, kekuatan, pertolongan, kemuliaan, kemampuan, dan hikmah.

Allah: Pemilik semua kelembutan, perhatian, pertolongan, bantuan, cinta, dan kebaikan.

“…Dan Dia bersama kalian di manapun kalian berada…(Al Hadid 4)

Yach….

Hanya Dia sahabat yang paling setia

Hanya Dia sahabat yang paling sempurna

Hanya Dia sahabat yang tanpa celah

Hanya Dia…..

Sekarang aku tak akan lagi bingung mencari

Sekarang aku tak akan lagi terbang tanpa arah hinggap dari satu dahan ke dahan lain tuk mencari sahabat setia

Maaf jika aku pernah hinggap di dahanmu

Maaf……….